src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/>

Wednesday 9 March 2016

Serat Agel : Bahan baku utama kerajinan rakyat Sentolo

Serat agel (Corypha gebanga) telah dikenal oleh masyarakat sejak puluhan tahun yang lalu khususnya masyarakat Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dahulu masyarakat menggunakan daun agel sebagai bahan tali dan bahan pembuatan bagor (karung). Saat ini daun agel telah dimanfaatkan dengan diambil serat daunnya untuk bahan baku pembuatan aneka kerajinan.

Kulon Progo merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon agel khususnya daerah pinggiran sungai Progo yaitu daerah Sentolo sampai Brosot. Pada perkembangannya masyarakat melalui berbagai pelatihan tentang pengembangan kerajinan yang difasilitasi oleh pemerintah setempat berupa pengadaan pelatihan maka masyarakat Kulon Progo khususnya masyarakat Sentolo telah banyak yang berwirausaha produksi aneka kerajinan yang berbahan baku serat agel. Oleh karena itu di daerah Sentolo merupakan sentra kerajinan serat agel khususnya di desa Salamrejo.

Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo ditetapkan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sebagai sentra kerajinan di Bumi Menoreh. Kerajinan yang terkenal menggunakan bahan baku serat alam ini pemasarannya sudah mencapai mancanegara. Sejarah perkembangan kerajinan serat alam Desa Salamrejo sudah dimulai secara turun temurun sebagai kerajinan rumah tangga. Namun seiring dengan industrialisasi dan menguatnya permintaan dari luar daerah, mulai tumbuh rumah-rumah kerajinan dengan skala besar.

Di desa tersebut, kini terdapat sekitar 801 pengrajin yang tergabung dalam 28 kelompok usaha kerajinan (craft). Tenaga kerja pun mayoritas adalah penduduk setempat. Tak heran bila hampir di setiap teras rumah terlihat perempuan yang tengah menganyam serat.

phn agelMitra dalam kegiatan ini adalah kelompok industri kerajinan serat agel "Fayako Handycraft" yang terletak di dusun Karang Wetan RT 10/ RW 09 Salamrejo Sentolo Kulon Progo. Pengrajin yang tergabung dalam “Fayaco Handycraft” hingga saat ini berjumlah 15 pengrajin. Mitra ini membuat berbagai produk kerajinan dari serat agel dan bahan alternatif berupa anyaman kertas bekas serta dari bahan serat alam lainnya (daun pandan, mendong, enceng gondok, pelepah pisang, dll). Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain berbagai bentuk tas, dompet, sarung bantal, taplak meja, kotak serbaguna dan berbagai macam souvenir.

Kapasitas produksi yang dihasilkan oleh mitra rata-rata 1000 pcs per minggu, dengan harga jual yang bervariasi. Untuk souvernir kecil dijual dengan harga mulai Rp. 2000 hingga Rp. 10.000. Dompet dijual dengan harga berkisar Rp. 25.000 hingga Rp. 60.000. Tas dijual dengan harga mulai Rp. 60.000 hingga 150.000. Sedangkan sarung bantal, taplak meja, kotak sebaguna, dan produk lainnya disesuaikan dengan pesanan.


1 comment: